GERAK LITERASI SEKOLAH SDN 21 TOLOMUNDU KOTA BIMA

GERAKAN LITERASI SEKOLAH

SDN 21 TOLOMUNDU KOTA BIMA

Pemahaman Literasi Sekolah dalam konteks GLS adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara. GLS merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.

Tujuannya untuk menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. Selain itu bertujuan juga agar menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah; meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat; menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan; Memulai pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.

GLS di sdn 21 Tolomundu Kota Bima diharapkan akan menciptakan ekosistem pendidikan di SD yang literat. Ekosistem pendidikan yang literat adalah lingkungan yang menyenangkan dan ramah peserta didik, sehingga menumbuhkan semangat warganya dalam belajar; semua warganya menunjukkan empati, peduli, dan menghargai sesama; menumbuhkan semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan; memampukan warganya cakap berkomunikasi dan dapat memberikan kontribusi kepada lingkungan sosialnya; dan mengakomodasi partisipasi seluruh warga sekolah dan lingkungan eksternal SD.

Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah SDN 21 Tolomundu Kota Bima melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

  1. Membaca buku cerita/pengayaan selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai one day one riding. Kegiatan membaca yang dapat dilakukan adalah membacakan buku dengan nyaring (read aloud) dan membaca dalam hati (sustained silent reading/SSR).
  2. Memperkaya koleksi bacaan untuk mendukung kegiatan 15 menit membaca.
  3. Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran dengan menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua mata pelajaran.
  4. Memfungsikan lingkungan fisik sekolah melalui pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah, antara lain perpustakaan, sudut buku kelas, area baca, kebun sekolah, kantin, UKS, dll. Untuk menumbuhkan minat membaca warga sekolah, sarana infrastruktur ini dapat diperkaya dengan bahan kaya teks (materi yang kaya akan cetakan).
  5. Melibatkan komunitas di luar sekolah yaitu perpustakaan keliling dalam kegiatan 15 menit membaca dan pengembangan sarana literasi, serta pengadaan buku-buku koleksi perpustakaan dan sudut buku kelas.
  6. Memilih buku bacaan yang baik.
  7. Tersedia sarana perpustakaan yang representatif, pojok baca di tiap kelas, kafe literasi, angkringan baca, dan gerobag baca.

GLS di SDN 21 Tolomundu Kota Bima dilaksanakan secara bertahap dengan mempertimbangkan kesiapan sekolah. Kesiapannya meliputi kesiapan kapasitas fisik sekolah (ketersediaan fasilitas, sarana, prasarana literasi), kesiapan warga sekolah (peserta didik, tenaga guru, orang tua, dan komponen masyarakat lain), dan kesiapan sistem pendukung lainnya (partisipasi masyarakat, dukungan kelembagaan, dan perangkat kebijakan yang relevan). Untuk memastikan keberlangsungannya dalam jangka panjang, GLS SDN 21 Tolomundu Kota Bima dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran.