PENGENALANA WARNA MELALUI PEMBELAJARAN BERDIFERIANSI
Mengenalkan warna pada anak usia dini merupakan hal yang sangat penting. Pengenalan warna dapat merangsang indera penglihatan anak dan membantu mereka untuk mengenal dan memahami warna. Dalam Bermain Sambil Belajar Sains (Yulianti, 1996), “Mengenalkan warna pada anak usia dini, hendaknya mengenalkan warna dasar terlebih dahulu, yakni warna merah, kuning, dan biru. Memperkenalkannya dengan satu warna, kemudian kombinasi dua warna, dan kombinasi tiga warna, dan seterusnya. Pengenalan ini akan mudah diingat oleh anak”. Bermain warna merupakan permainan yang disukai anak. Pengenalan warna dapat dilakukan melalui kegiatan yang menyenangkan untuk anak usia dini, seperti menggunakan alat permainan edukatif (APE) yang menarik.
APE merupakan segala bentuk alat yang digunakan untuk bermain dengan tujuan meningkatan aspek-aspek kemampuan anak. Salah satu aspek kemampuan anak adalah kemampuan kognitif, yakni memberikan anak pengetahuan, berpikir, bernalar, dan konsentrasi. Berdasarkan hasil observasi, permasalahan yang sering terjadi di kelas adalah anak masih belum memahami konsep warna, seperti masih sering keliru atau salah menyebut nama warna. Hal tersebut disebabkan oleh perkembangan kognitif yang masih terbatas di usia 2-4 tahun. Oleh karena itu, penting untuk membimbing dan membantu agar anak dapat memahami konsep warna dengan baik.
Kurangnya kegiatan pengenalan warna, seperti kegiatan dan media pembelajaran tidak menarik serta metode pembelajaran yang tidak efektif, juga mempengaruhi anak dalam mengenal warna. Dalam membantu permasalahan tersebut, salah satunya dapat menggunakan metode pembelajaran diferensiasi. Pembelajaran diferensiasi untuk anak usia dini merupakan pendekatan yang memfasilitasi anak untuk mengembangkan minat dan bakat mereka. Pembelajaran diferensiasi memiliki tiga elemen, yakni konten, proses, dan produk yang diciptakan sesuai dengan kebutuhan anak. Sedangkan konsep pembelajaran diferensiasi PAUD menekankan bahwa pembelajaran berpusat pada anak. Dalam pembelajaran diferensiasi ini, anak dapat memilih kegiatan yang mereka inginkan, tentunya dengan melakukan pengawasan dalam melakukan kegiatan.