HARI PERTAMA SISWA BARU MASUK SEKOLAH T.A 2024/2025
Mawar_21_ Senin, 15 Juli 2024 Hari-hari pertama masuk sekolah memegang peranan penting
bagi siswa karena hari-hari itu (biasanya 1 minggu) akan memberikan kesan
positif atau negatif bagi siswa terhadap kelas yang diikutinya.
Jika kesannya positif, maka akan membawa
pengaruh positif pula bagi siswa pada hari-hari berikutnya. Begitu pula, jika
kesan pertama itu negatif, maka para siswa pun akan memandang nagatif pada
kelasnya.Misalnya ketika di
hari-hari pertama masuk sekolah siswa merasa gembira, nyaman, bergairah di
kelas itu karena gurunya yang menyambut dengan penuh antusias, teman-temannya
baik, maka mereka akan senang berada di kelas itu.
Sebaliknya, jika hari-hari pertama itu siswa
mendapatkan kesan yang negatif, gurunya cuek, teman-temannya tidak bersahabat, suasana lingkungan belajarnya
juga tidak menyenangkan, maka kesan yang negatif tersebut akan berdampak
negatif pada kehidupan siswa di kelas itu pada hari-hari berikutnya. Sebab itu
hari-hari pertama masuk sekolah perlu disiapkan dengan baik.
Guru saat menyambut
siswa kelas I SD pada hari-hari pertama masuk sekolah.
Pertama, khususnya pada hari pertama, berikan
kesan yang menyenangkan bagi seluruh siswa, sehingga mereka memiliki perasaan
positif terhadap sekolahnya.
Kedua, peserta
didik ajak mereka bisa saling menghormati, saling menghargai,
ajak mereka agar bisa menjalin kekompakan di kelas itu, menjalin kebersamaan,
sehingga masing-masing individu akan merasa nyaman di kelas itu.
Ketiga, Guru
mengenalkan juga pada lingkungan kelas, aturan-aturan
yang akan diikuti oleh siswa, bagaimana mereka nanti akan belajar di kelas itu
dengan suasana yang tetap menyenangkan dan gembira.
Selanjutnya, anak-anak diajak untuk
mengenal lingkungan sekolahnya dari kelas-kelas lain, guru-guru lain di sekolah
itu, seluruh staff beserta kepala sekolahnya.
Guru Kelas mencontohkan praktik baik dalam
menymabut siswa.
Misalnya, sebelum masuk kelas, anak-anak
dibariskan dahulu di depan kelas. Guru menyiapkan anak-anak untuk berbaris
rapi, kemudian anak diajak masuk satu per satu.
Agar terbangun kepercayaan dari masing-masing
anak kepada temannya, maka bisa digunakan, misalnya, masing-masing anak ditutup
matanya kemudian memegang bahu teman yang berada di depannya ketika memasuki
kelas (Catatan: tutup
mata ini dibawa siswa dari rumah, informasi disampaikan ke orang tua saat
daftar ulang).
Setelah semuanya siap, guru kemudian menuntun
siswa yang berada di barisan paling depan yang diikuti oleh teman-temannya
dengan cara memegang bahu siswa yang berada di depannya tersebut memasuki kelas.
Siswa yang berada di barisan paling depan
didudukkan pada tempat yang tersedia, guru kemudian menggandeng tangan siswa
berikutnya untuk ditempatkan di tempat duduk yang sudah diatur hingga siswa
terakhir menduduki tempat duduknya. Dalam hal ini, siswa tetap tertutup matanya.
Setelah semua siswa menempati tempat duduknya,
guru kemudian mengumumkan agar siswa membuka tutup mata masing-masing. Guru
memastikan bahwa semua siswa dapat membuka tutup matanya.
Jika di kelas itu ada proyektor, maka dapat
disiapkan sambutan lewat proyektor itu, “SELAMAT DATANG PARA PEJUANG ILMU!” Suasana
seperti ini sangat menyenangkan bagi siswa. Setelah itu guru menyambut mereka
dengan kata-kata yang bijak dan membangkitkan semangat, penuh kebapakan atau
keibuan.
Mereka adalah anak-anak kita, yang sangat
memerlukan perhatian kita. Sambut mereka dengan bangga, dengan suka cita,
sehingga anak-anak pun merasa senang, nyaman, dan merasa bangga akan dirinya,
bahwa mereka disambut dengan begitu antusias oleh guru kelasnya.
Selanjutnya, guru menyampaikan
kepada anak-anak bahwa mereka sudah berada di bangku sekolah dasar. Berbeda
dengan ketika masih berada di TK, anak-anak dikenalkan dengan aturan-aturan yang
akan mereka ikuti di kelas itu. Pastikan bahwa mereka
tetap bergairah. Jadi, guru menggunakan kata-kata
yang aktif, kata-kata yang membangkitkan gairah bukan kata-kata yang menakutkan
atau membosankan. Guru perlu juga bergaya. Benar-benar sebagai orang tua (ayah
atau ibu), bukan sebagai teman.
Setelah kegiatan pengenalan kelas selesai,
anak-anak kemudian diajak keluar. Tetap berbaris seperti ketika masuk kelas,
tetapi mata tidak lagi ditutup. Kenalkan pada kelas lain, mulai dari kelas II
hingga kelas VI, mulai dari ruang kelasnya, siswa dan gurunya, juga karyawan di
sekolah itu dan kepala sekolah, termasuk lingkungan fisik, laboratorium,
perpustakaan, musholla, tempat jajan, kamar kecil, dan lain-lain.
Ibaratnya, anak-anak memasuki sebuah rumah
tempat tinggal baru, maka mereka perlu tahu di mana tempat-tempat penting
seperti tempat mandi, tempat tidur, tempat belajar, tempat makan, dan lain-lain.