KEAKTIFAN SISWA MENGIKUTI KBM DI BULAN SUCI RAMADHAN
Mawar_21---Setiap guru
pasti bahagia bila melihat muridnya bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam
mengikuti pelajaran. Hal itulah yang saya rasakan saat ini. Murid-murid saya di
kelas VB SDN 21 Tolomundu Kota Bima, Kecamatan Rasa Nae Barat, Kota Bima,
selalu mengikuti pelajaran dengan gembira dan antusias.
Kunci
dari antusiasme murid tersebut adalah pendekatan MIKiR (Mengalami, Interaksi,
Komunikasi, dan Refleksi) yang saya terapkan di kelas. Materi pendekatan MIKiR saya peroleh saat mengikuti pelatihan
peningkatan kualitas guru.
MIKiR
adalan pendekatan belajar aktif dan kreatif yang diperkenalkan Nuryanti S.pd
melalui (Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran).
Sejak saya menerapkan
pendekatan MIKiR, kegiatan belajar mengajar berlangsung lebih menyenangkan.
Murid bisa mengeksplorasi pelajaran lebih banyak, sedangkan guru lebih berperan
sebagai fasilitator.
Beberapa waktu lalu saya
menyampaikan materi ekosistem kepada para murid. Saya pun menyusun kegiatan
belajar dengan membuat diorama ekosistem darat dan ekosistem laut.
Pembuatan diorama
ekosistem adalah tugas kelompok dan ternyata mendapat sambutan hangat dari
anak-anak. Saat rencana ini saya sampaikan, mereka terlihat gembira. Saya
meminta mereka melakukan pengamatan di sekitar tempat tinggal mereka, lalu
menjelaskannya dalam bentuk diorama.
Salah satu kelompok
membuat diorama ekosistem laut dengan berbagai contoh makhluk hidup yang
tinggal di dalamnya mulai dari kura-kura hingga terumbu karang.
Uniknya, kelompok ini
sampai membawa cangkang kelomang untuk menunjukkan makhluk hidup apa yang ada
dalam ekosistem laut. Daerah kami memang dekat pantai, jadi murid-murid
berinisiatif mengambil bahan dari ekosistem aslinya.
Proses pembuatan diorama
adalah proses mengalami dan interaksi murid dalam satu kelompok. Mereka
mengamati ekosistem darat dan ekosistem laut seperti apa. Hal tersebut
merupakan bagian dari ‘mengalami’. Setelah itu para murid ‘berinteraksi’
merancang desain diorama dan menentukan materi yang akan digunakan.
Setelah diorama jadi,
mereka akan mempresentasikan hasil kerja mereka. Pada tahap ini, ‘komunikasi’
terjalin antar-kelompok. Presentasi hasil kerja ini ternyata berhasil membuat
para murid lebih berani dalam menyampaikan gagasan. Soft skill mereka otomatis
terasah.
Bagian terakhir dari
pendekatan MIKiR adalah ‘refleksi’. Kira-kira ilmu dan pengetahuan apa saja
yang mereka dapatkan dari kegiatan ini. Misalnya saja apakah ekosistem di laut
atau pantai sekarang ideal untuk makhluk hidup yang tinggal di dalamnya.
Ternyata ada murid yang
mengatakan di pantai banyak sampah plastik yang kurang bagus buat ekosistem
laut. Guru tinggal memberikan penjelasan mengenai langkah-langkah apa yang bisa
dilakukan untuk memperbaiki ekosistem tersebut.
Bagi saya, pendekatan
MIKiR sangat bagus untuk membentuk kreativitas murid dan guru. Selain murid,
guru pun dituntut untuk berpikir kreatif, karena sebelum mengajar sudah harus
berpikir kira-kira kegiatan apa yang bisa dipilih agar pendekatan MIKiR bisa
diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar.