MEMBACA PEMULA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SORONGAN

Mawar_21---Dalam dunia pendidikan metode memiliki peran yang sangat penting karena penggunaan metode merupakan salah satu kunci untuk mencapai keberhasilan suatu proses belajar mengajar. Guru harus punya inovasi dan kreativitas cara mengajarkan membaca yang menyenangkan karena kebanyakan siswa kelas awal belum bisa membaca. Kegiatan membaca membutuhkan keseimbangan yang  baik, dari gerakan mata dan kemampuan pemikiran serta kemampuan untuk menerima informasi dan menelaah informasi tersebut.

Metode sorogan yaitu sebuah metode belajar di mana siswa maju perindividu atau siswa maju satu persatu untuk membaca huruf-huruf yang tersusun dalam buku yang disiapkan oleh guru. Penggunaan metode sorogan ini dapat membantu guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar khususnya dalam mengajarkan membaca permulaan. Guru dengan mudah mengetahui kemampuan para siswa dalam membaca  huruf per huruf untuk membaca huruf-huruf, karena guru terjun langsung untuk mengajarkan sekaligus mengontrol para siswa.

Sebagaimana metode-metode lainnya,  metode sorogan juga memiliki kelebihan-kelebihan. Adapun kelebihan-kelebihan metode sorogan, antara lain 1) terjadi hubungan yang erat dan harmonis antara guru dan siswa, 2) siswa mendapatkan penjelasan-penjelasan yang pasti karena berhadapan dengan guru secara langsung yang memungkinkan terjadinya tanya jawab, 3) siswa yang IQ-nya tinggi akan cepat menyelesaikan bacaannya, sedang yang IQ-nya rendah membutuhkan waktu yang cukup lama. Selanjutnya menurut Suyono Darnoatmodjo (2012) kelebihan metode sorogan adalah “Individu diajar langsung sehingga diketahui secara pasti kemampuannya, dan jika ada kesulitan dapat segera ditangani”.

Selain kelebihan, kelemahan-kelemahan metode sorogan, diantaranya; 1) tidak efisien karena hanya menghadapi beberapa murid (tidak boleh lebih dari 5 orang), sehingga kalau menghadapi siswa yang banyak metode ini kurang begitu tepat, 2) membuat siswa cepat bosan karena ini menuntut kesabaran, kerajinan, ketaatan, dan disiplin pribadi. Suyono Darnoatmodjo (2012) mengungkapkan bahwa kelemahan metode sorogan adalah “Membutuhkan pengelolaan yang intensif dengan sistem pemantauan siswa yang sistematis, membutuhkan kesabaran, ketlatenan, kedisiplinan baik guru maupun siswa, materi tidak dapat ditentukan bersama tingkat pencapaian ketuntasan belajarnya.

Fathan (1998) (dalam Suyono Darnoatmodjo, 2012) mengatakan bahwa pelaksanaan metode sorogan sebagai berikut: 1) Siswa disodori suatu materi pelajaran oleh guru, 2) siswa mempelajari materi hingga dapat dikuasai secara perorangan (individual approach), 3) guru membagi kelompok yang jumlahnya 3 – 20 siswa setiap angkatan.

Jadi pembelajaran dengan sistem ini siswa dapat bertatap muka, bertanya jawab langsung, birdialog sebanyak-banyaknya dengan guru. Sehingga siswa satu dengan lainnya membutuhkan waktu yang berbeda, karena kecepatan pemahaman materi untuk masing-masing siswa berbeda. Suryo Subroto (2009 : 140) menjelaskan bahwa “Makin tepat metode yang digunakan oleh guru, maka semakin efektif pula pencapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan.